Hidup ini singkat. Hal ini ditekankan dalam naskah film karya Tom Schulman untuk film klasik Dead Poets Society. Pada hari pertama di Welton Academy, sebuah sekolah asrama yang sangat kuat tradisinya, Tuan Keating, profesor bahasa Inggris yang baru mengajak murid-muridnya sebanyak dua puluh lima anak ke luar rungan kelas untuk melihat-lihat foto-foto hitam putih dari pemuda-pemuda yang sekolah di Welton lebih dari satu setengah abad sebelumnya.
"Kita ini hanya makanan cacing, anak-anak", katanya kepada anak-anak yang mengikuti kelasnya, sementara mereka melihat foto-foto itu. "Percaya atau tidak, kita semua di rungan ini, suatu hari nanti akan berhenti bernafas, membeku dan mati. Saya mau kalian perhatikan... perhatikan baik-baik, wajah-wajah dari masa lalu ini. Kalian sudah sering melewatinya, tetapi saya rasa kalian tidak benar-benar memperhatikannya."
"Mereka tidak ada bedanya dengan kalian, bukan? Potongan rambutnya sama. Penuh hormon, sama seperti kalian. Tak terkalahkan, seperti yang kalian rasakan. Dunia adalah ibarat kerang bagi mereka. Mereka percaya mereka ditakdirkan menjadi besar, seperti kebanyakan dari kalian. Apakah mereka menunggu hingga terlambat bagi mereka untuk memperpanjang hidupnya sehasta saja? Sebab, tuan-tuan, mereka ini sekarang tinggal pupuk. Kalau kalian mendengarkan dengan seksama, kalian bisa mendengarkan mereka membisikkan warisan mereka kepada kalian. Silahkan, dengarkan. Dengar tidak?"
Sementara anak-anak itu dengan penuh rasa ingin tahu mencondongkan telinga ke bingkai kacanya, Profesor Keating berbisik di telinga mereka, "Car-pe. Car-pe. Carpe diem *. Nikmatilah hari ini, anak-anak! Jadikanlah hidup kalian luar biasa!"
Karena takdir Anda belum ditentukan, mengapa tidak menjadikannya luar biasa dan meninggalkan sebuah warisan yang abadi?
Sementara Anda melakukannya, ingatlah, hidup ini adalah suatu misi, bukannya karir. Karir adalah profesi. Misi adalah tujuan. Karir menanyakan, "Untungnya untuk saya apa?" Misi menanyakan, "Bagaimana cara saya bisa membuat perbedaan?"
Misi Martin Luther King adalah memastikan hak sipil bagi semua orang. Misi Gandhi adalah membebaskan 300 juta orang India. Misi Ibu Teresa adalah memberikan pakaian kepada yang telanjang dna memberi makan kepada yang lahir.
Ini adalah contoh-contoh yang ekstrim. Anda tidak harus mengubah dunia untuk punya misi. Seperti yang dikatakan oleh pendidik Maren Mouritsen, "Kebanyakan dari kita takkan pernah melakukan hal-hal besar. Tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cara besar."
* "Carpe diem, quam minimum credula postero" Maksudnya ialah orang dianjurkan untuk hidup memanfaatkan hari ini secara lebih optimal tidak menunda sesuatu untuk hari esok, dengan begitu kita lebih dapat memanfaatkan waktu yang diberikan secara optimal (Sumber : Wikipedia.org).
Sumber : The 7 Habits of Highly Effective Teens, Sean Covey; Binarupa Aksara